PROBOLINGGO, BERITAKATA.id – Kakek Al, pengamen dan pengemis di lampu merah Kraksaan yang nyawer biduan dangdut lalu videonya viral, ternyata hampir setiap hari makan sate dan meraup Rp 400-500 ribu tiap hari.  

Pejabat Fungsional Satpol PP Ahli Muda Kabupaten Probolinggo, Budi Utomo menyebut, berdasarkan pengaduan masyarakat juga, Al suka meminta-minta dengan kesan memaksa.

“Kesannya tidak elok kalau memang benar uang dari hasil ngamen dibuat untuk menyawer. Selain itu, pengaduan masyarakat juga dia suka menggedor pintu mobil saat meminta-minta,” kata Budi, Rabu (3/8/2022).

Al diserahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo dan menginap di rumah singgah. Rencana akan dibawa ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa) Lawang untuk diperiksa kejiwaannya. Tapi Rabu pukul 12.00 WIB tadi dikembalikan ke keluarganya di Desa Alastengah dan tidak jadi dibawa ke RSJ. 

“Pengamen itu juga mengaku memiliki catatan orang yang berhutang kepadanya dan ditotal mencapai Rp 60 juta. Selain itu ia juga menyebut anaknya adalah dosen. Kami menurunkan tim untuk menyelidiki apakah pengakuan benar atau tidak. Kemungkinan bisa terjawab besok,” jelas Budi.

Untuk penghasilan perharinya sendiri, Budi tidak bisa memastikan. Sebab, saat ditanya oleh petugas jawabannya selalu berbeda. Mulai dari Rp400-500 ribu.

“Tapi yang jelas, hampir tiap hari pengamen itu terlihat hampi setiap hari makan sate di salah satu tempat makan di wilayah Kraksaan. Ia juga kerap buang air kecil sembarangan di taman kota dan tempat lainya,” tandas Budi. 

Diberitakan sebelumnya, viral sebuah video, seorang pengemis sekaligus pengamen yang biasa mangkal di lampu merah Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, menghambur-hamburkan uangnya dengan menyawer biduan penyanyi dangdut. 

Dalam video berdurasi 15 detik tersebut, berisi aktivitas sehari-hari pengamen sekaligus pengemis yang diketahui bernama Al (58), warga Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, menjalankan aktivitas mengemis dan mengamen sehari-hari. fat/fa